Saat gemerlap dunia dipuja, tibalah waktunya harta dan tahta jadi perebutan. Geliat perkembangan teknologi mulai disalahartikan. Pernik-pernik dunia yang serba materi tak ubahnya nenek sihir yang membius jutaan manusia. Terlena dan terjebak mengejar kenikmatan yang semu.
Bila tidak tergapai, mulai mencari tempat pelarian yang baru. Tempat pelarian yang dianggap mampu mengobati kegersangan jiwa. Meneteskan secercah asa embun kesegaran yang mencerahkan. Peluang ini, membuahkan banyak majelis menjamur menawarkan alternatif menghidupkan lahan spiritual yang kering.
Beruntung bila majelis yang dituju adalah ittiba’ (mengikuti) tata cara yang telah dikenalkan Nabi. Malangnya, saat ini telah menjamur berbagai ritual kreasi yang belum pernah ada sebelumnya. Dengan kata lain, peribadatan yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi. Padahal kata Beliau, ritual ibadah yang tidak dicontohkan akan tertolak (bid’ah).
Menariknya, model yang ditawarkan mendapat dukungan iklan dari berbagai media. Pasalnya, selain dianggap berbau religius juga membuahkan “kantong tebal”, khususnya bagi penyelenggara. Kontan saja, meskipun dengan biaya mahal, sambutan masyarakat meluas dengan berbagai modelnya.
Belakangan yang lagi banyak diminati, selain mengangkat tema zikir dan muhasabah adalah pernafasan dan melatih konsentrasi dalam beribadah. Tanpa berpikir panjang, banyak warga berbondong-bondong menuju ke tempat-tempat ritual baru itu. Tujuannya, beribadah ikhlas menggapai ketenangan hati. Semangat yang enerjik ini layak mendapat acungan jempol, selanjutnya mengarahkan pada ibadah yang benar. Berbondong-bondong dengan hati yang ikhlas saja ternyata tidak cukup. Kriteria ibadah yang diterima adalah bila mengikuti tata cara yang dituntunkan Nabi dan ikhlas karena Allah.
Adapun berbagai ritual baru untuk mengobati kekeringan spiritual tadi, sama sekali bukan ajaran Nabi. Karenanya, diantara tema-tema majelis zikir, muhasabah, pelatihan dan konsep pernafasan digolongkan ibadah yang tertolak. Kesan religius belum tentu bagus.
Selain itu, tema-tema berkedok pengobatan Islam alternatif juga perlu dicermati dan mendapat sorotan. Hal itu perlu diwaspadai agar tidak terjebak pada kemusyrikan dengan model perdukunan yang dipoles dengan wajah baru.
Sumber: Majalah SwaraQuran [Edisi No. 4 Th. 7 / September 2007]
Tambahan dari zaduna:
Dalam menjalankan ibadah ada tiga hal yang harus dicermati, yaitu:
1. niat ibadah
2. mengetahui ilmunya [tuntunannya]
3. ikhlas dalam hati
6 ocehan yg masuk:
- Unknown said...
-
tenane dhun's,...........
jow ngapusi loh,....... - September 9, 2008 at 11:57 AM
- zaduna said...
-
@aldrex:
mboh i, :P - September 9, 2008 at 2:19 PM
- Riri said...
-
betul yang utama niatnya... zaduna kemana aja nichhh
- September 10, 2008 at 8:12 AM
- zaduna said...
-
@bunda rierie:
betul bunda . . .
kemana gimana maksudnya? kan masih skul, jadi ya dirumah aja, sesekali maen ke tempat temen. :D - September 10, 2008 at 11:17 AM
- Admin said...
-
sepakat aja deh maka kamu,keiklasan saja tak cukup,khan.
- September 10, 2008 at 11:38 AM
- AIRI ARI said...
-
Tambahan dari zaduna:
Dalam menjalankan ibadah ada tiga hal yang harus dicermati, yaitu:
1. niat ibadah
2. mengetahui ilmunya [tuntunannya]
3. ikhlas dalam hati
setuju 100% zad ^^ - November 27, 2008 at 10:49 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)